Senin, 22 Juni 2015

Komunikasi Interpersonal



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya kesalahfahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauhmana tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar memberikan arti apa yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja. Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal.
Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam berkomunikasi( communication skill). Dan tidaklah semua orang memiliki communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikasi.



1.2       Rumusan Masalah
1.2.1    Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal ?
1.2.2    Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam komunikasi interpersonal ?
1.2.3.   Bagaimana memupuk keahlian komunikasi interpersonal ?
1.2.4.   Bagaimana pentingnya keahlian komunikasi interpersonal dalam
            Komunikasi ?
1.3       Tujuan Penulisan
1.3.1          Untuk  Mengetahui pengertian dari Komunikasi Interpersonal
1.3.2          Untuk  Mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi interpersonal
1.3.3          Untuk  Mengetahui keahlian komunikasi interpersonal
1.3.4          Untuk  Mengetahui pentingnya keahlian komunikasi interpersonal dalam komunikasi



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaina informasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yanh vital dalam organisasi karena komunikasi diperlukan bagi evektifitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan , manajemen konfilk, serta proses-proses organisasi lainnya.
Komunikasi interpersonal biasanya didefinisikan oleh komunikasi ulama dalam berbagai cara, biasanya menggambarkan peserta yang tergantung pada satu sama lain dan memiliki sejarah bersama. Hal ini dapat melibatkan satu pada satu percakapan atau individu berinteraksi dengan banyak orang dalam masyarakat. Ini membantu kita memahami bagaimana dan mengapa orang berperilaku dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda untuk membangun dan menegosiasikan realitas sosial . Sementara komunikasi interpersonal dapat didefinisikan sebagai area sendiri studi, itu juga terjadi dalam konteks lain seperti kelompok dan organisasi.
Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif. Deddy Mulyana (2005) menyatakan: “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005:73).
Individu juga berkomunikasi pada tingkat interpersonal berbeda tergantung pada siapa mereka terlibat dalam komunikasi dengan. Sebagai contoh, jika seseorang berkomunikasi dengan anggota keluarga, bahwa komunikasi akan lebih dari mungkin berbeda dari jenis komunikasi yang digunakan ketika terlibat dalam tindakan komunikatif dengan teman atau penting lainnya.
Secara keseluruhan, komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan baik dan tidak langsung media komunikasi langsung seperti tatap muka interaksi, serta komputer-mediated-komunikasi. Sukses mengasumsikan bahwa baik pengirim pesan dan penerima pesan akan menafsirkan dan memahami pesan-pesan yang dikirim pada tingkat mengerti makna dan implikasi.
Tujuan komunikasi boleh jadi memberikan keterangan tentang sesuatu kepada penerima, mempengaruhi sikap penerima, memberikan dukungan psikologis kepada penerima, atau mempengaruhi penerima.
B.     Persepsi Interpersonal dan Konsep Diri dalam Keahlian Komunikasi Interpersonal

Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang tersebut mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita. Faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi nterpersonal diantaranya adalah pengalaman, motivasi, kepribadian, stereotyping,atribusi.
Perilaku kita dalam berkomunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal. Jadi persepsi interpersonal membawa pengaruh yang besar bagi komunikasi interpersonal. Kegagalan komunikasi dapat diperbaiki apabila orang tersebut menyadari bahwa persepsinya salah. Komunikasi interpersonal kita akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui bahwa persepsi kita bersifat subjektif dan cenderung keliru.
Konsep diri diperlukan agar kita bisa mengamati diri dan sampailah pada gambaran dan penilaian diri kita. William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai pandangan dan perassan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis. Konsep diri bisa juga dijadikan alat pengukur kepercayaan diri kita.
Faktor-faktor yang mempengruhi konsep diri diantaranya adalah orang lain dan kelompok. Ada kelomok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Ini disebut kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya.
Pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal diantaranya adalah sebagai berikut:
v Nubuat yang dipenuhi sendiri
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri deisebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri. Sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri yang positif atau negatif. Sebagai peminat komunikasi, sebaiknya kita mampu mengidentifikasi tanda-tanda konsep diri yang positif atau negatif.
v Membuka diri
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain.
v Percaya diri
Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut kalau orang lain akan mengejeknya atau menyalahkannya.
v Selektivitas
Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsi pesan itu, dan apa yang kita ingat. (Anita Taylor 1977: 112). Dengan singkat, konsep diri menyebabkan terpaan selektif, persepsi selektif, dan ingatan selektif.

C.    Hubungan Keahlian komunikasi Interpersonal dalam Komunikasi
Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang tersebut akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam komunikasi interpersonal melalui konsep diri. Konsep diri seperti yang telah tertuang diatas sangat penting dilakukan agar kita ahli dalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami tetapi hubungan dengan komunikan menjadi rusak.
DeVito (1992) memandang komunikasi interpersonal yang efektif berdasarkan humanistic model dan pragmatic model. Humanistic model (soft approach) menunjukkan bahwa kualitas komunikasi interpersonal yang efektif ditentukan oleh 5 faktor, sebagai berikut: Openness (keterbukaan), Empathy, Supportiveness (mendukung), Positiveness (sikap positif), Equality (kesetaraan). Pragmatic model (behavioural) atau disebut juga sebagai pendekatan keras (hard approach) atau (competence model) fokus pada perilaku tertentu yang harus digunakan oleh pelaku komunikasi interpersonal baik sebagai pembicara maupun sebagai pendengar apabila ingin efektif.
Pendekatan ini pun menyatakan ada 5 skemampuan yang harus dimiliki, yaitu sebagai berikut:
v  Confidence (percaya diri) maksudnya adalah para pelaku komunikasi interpersonal harus memilki rasa percaya diri secara sosial (social confidence).
v  Immediacy merujuk pada situasi adanya perasaan kebersamaan antara
pembicara dan pendengar (oneness). Immediacy ditunjukan dengan sikap memperhatikan, menyenangi, dan tertarik pada lawan bicara
v  Interaction management maksudnya adalah kemampuan untuk mengontrol interaksi demi memuaskan kedua belah pihak pelaku komunikasi.
v  Expressiveness maksudnya adalah kemampuan untuk secara sungguhsungguh terlibat dalam proses komunikasi.
v  Other orientation maksudnya adalah kemampuan untuk beradaptasi
dengan orang lain selama proses komunikasi interpersonal berlangsung.
Butir-butir tersebut di atas menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki agar suatu proses komunikasi interpersonal efektif. Idealnya semua kemampuan tersebut harus dimiliki oleh para pelaku komunikasi interpersonal. Namun DeVito (1992) memberikan peringatan bahwa dalam menerapkan kemampuan tersebut setiap situasi komunikasi, dan aspek budaya yang berbeda pada pelaku komunikasi. Jadi aturan-aturan komunikasi interpersonal yang efektif tersebut harus diterapkan secara fleksibel.
Ada sejumlah model untuk menganalisa hubungan personal, tetapi dengan mengikuti ikhtisar dari Coleman dan Hammen (1974:224-231). Model-model tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
v  Model pertukaran sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.
v  Model peranan masyarakat
Model peranan melihatnya sebagai panggung sandiwara. Di sini setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan dan tuntutan peranan, memiliki keterampilan peranan, dan terhindari dari konflik peranan dan kerancunan peranan.
v  Model permainan
Dalam model ini, orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan. Mendasari permainan ini adalah tiga bagian kepribadian manusia.
v  Model interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integratif, dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsisitem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan.
Pola-pola komunikasi interpersonal mempuanyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa makin sering orang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, makin baik hubungan mereka. Yang menjadi soal bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan. Tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal adalah percaya, kejujuran, sikap suportif.


















BAB III
PENUTUP


A.     Kesimpulan
Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif.
Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang tersebut mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita.
Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang tersebut akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam komunikasi interpersonal melalui konsep diri. Konsep diri seperti yang telah tertuang diatas sangat penting dilakukan agar kita ahli dalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.

Antropometri Gizi



ANTROPOMETRI GIZI

a.      Pengertian Antropometri Gizi
Antropometri berasal dari kata: antropos (tubuh) dan metros (ukuran); anthropometri (ukuran tubuh). Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Antropometri gizi merupakan penilaian status gizi dengan pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, dan lapisan lemak bawah kulit.
Tinggi dan berat badan biasanya di gabungkan dengan mengiikuti cara tertentu untuk mendapatkan satu ukurn tunggal yang menggambarkan berat relatif terhadap tinggi badan; ukuran tunggal ini merupakan indikator untuk menunjukan gizi kurang atau gizi lebih energi jangka panjang. Ada cara-cara yang lebih akurat dalam mengkaji komposisi tubuh, yaitu dengan menggunakan penimbang berat badan dalam air, menggunakan bioelectrical impedanceI, dan berbagai metode laboratorium lainnya. Kendati demikian, semua metode ini memerlukan biaya yang mahal serta memberatkan responden dan biasanya hanya digunakan dalam riset klinis. Oleh karena itu, bagian ini memfokuskan perhatian pada berat dan tinggi badan yang mungkin merupakan ukuran status gizi yang paling sering digunakan dalam kesehatan masyasrakat karena pengukurannya mudah dilakukan dan hasilnya pun cukup akurat.
Pada tabel 1 berikut memberikan tinjauan  secara umum tentang berbagai masalah yang berhubungan dengan penggunaan ukuran antropometri dan klinis unntuk menilai status gizi pada perorangan dan masyarakat.
Tabel 1 Rangkuman beberapa masalah yang berhungan dengan penggunaan aturan antropometri bagi pengkajian status gizi pada perorangan dan populasi
Tujuan pengkajian gizi
Data pengkajian yang diperlukan bagi
Perorangan
Populasi
Klinis
Digunakan secara luas untuk menentukan gizi lebih atau gizi kurang perorangan pada pasien
Digunakan untuk menentukan karakteristik populasi pasien dengan memberikan mean (mean)bagi kelompok
Kesehatan masyarakat
Digunakan secara luas dalam upaya survelance gizi untuk menentukan proporsi perorangan yang berat badannya kurang atau berlebih/kegemukan
Digunakan untuk menentukan weight for heightmeanbagi ppulasi dan sub kelompok dalam populasi
Riset
Digunakan sebagai ukuran pajanan risiko perorangan. Juga digunakan sebagai outcomeuntuk menentukan respon perorangan terhadap intervensi diet atau aktivitas fisik
Digunakan sebagai ukuran pajanan atau outcomeketika tujuannya adalah untu menentukan karakteristik status weight for heightmeanbagi kelompok

b.      Parameter Antropometri
1.      Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun, 1,5 tahun dan 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan. Contoh : umur 2 bulan 29 hari dihitung sebagai umur 2 bulan.
2.      Berat badan
Berat badan merupakan salah satu parameter massa tubuh yang paling sering digunakan yang dapat mencerminkan jumlah dari beberapa zat gizi seperti protein, lemak, air dan mineral. Untuk mengukur Indeks Massa Tubuh, berat badan dihubungkan dengan tinggi badan (Gibson, 2005).
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu.
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, cairan tubuh dan lain- lain. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan dapat diulangi dapat digunakan timbangan apa saja yang relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu. Kerugiannya, indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh, misalnya pendek gemuk, atau tinggi kurus.
Perlu diketahui, bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari sebagai akibat masukan (intake) makanan dan minuman, dengan keluaran (output) melalui urine,feses, keringat dan bernafas. Besarnya fluktuasi tergantung pada kelompok umur dan bersifat yang berkisar antara 100-200 gram, sampai 500-1000 gram bahkan lebih sehingga dapat mempengaruhi hal penilaian.
Indikator berat badan dimanfaatkan dalam klinik :
a.       Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun yang kronis, tumbuh kembang dan kesehatan.
b.      Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan  penyakit.
c.       Dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
3.      Lingkaran kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk menaksir perumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil. Sehingga pada lingkaran kepala (LK) yang lebih kecil dari normal (mikrosefali) , maka menunjukan adanya retardasi mental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala, sehingga LK lebih besar dari normal. Sampai saat yg di pakai sebagai acuan untuk LK ini adalah kurve LK dari Nellhaus yang di peroleh dari 14 penilitian di dunia, di mana tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap suku bangsa, ras, maupun secara geograf. Sehingga kurve LK Nellhaus tersebut dapat digunakan juga di Indonesia. Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah 6 bulan pertama kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan. Sedangkan pada umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54 cm. Oleh karna itu manfaat pengukuran LK terbatas pada 6 bulan pertama sampai umur 2 tahun karna pertumbuhan otak yang pesat, kecuali di perlukan seperti pada kasus hidrosefalus.

4.      Lingkar lengan atas (LLA)
Lingkar lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh di bandingkan dengan berat badan. LLA dapat di pakai utuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur pra sekolah. Laju tumbuh lambat,dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur 1 tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah selama 1-3 tahun. Keuntungan penggunaan LLA ini adalah alatnya murah, bisa dibuat sendiri,mudah di bawah, cepat penggunaannya,dan dapat di gunakan oleh tenaga yang tidak terdidik sedangkan kerugianya adalah LLA hanya untuk identifiikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan yang berat,sukar membentukan pertengahan LLA tanpa menekan jaringan, dan hanya untuk anak umur 1-3 tahun, walaupun ada yang mengatakan dapat untuk anak mulai umur 6 bulan sampai dengan 5 atau 6 tahun.

c.       Indeks Antropometri
1.      BB/U (Berat Badan menurut Umur)
BB/U, mewakili berat badan relatif terhadap umur anak pada hari tertentu. Indeks ini digunakan untuk menilai apakah seorang anak kekurangan berat atau sangat berat, tetapi tidak digunakan untuk mengklasifikasikan anak sebagai kelebihan berat badan atau obesitas. Karena berat relatif mudah diukur, indeks ini yang umum digunakan, tetapi tidak bisa diandalkan dalam situasi dimana umur anak tidak dapat ditentukan secara akurat, seperti situasi pengungsi. Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang) dan severely underweight (gizi buruk).

2.      TB/U (Tinggi/Panjang Badan menurut Umur)
TB/U, mewakili pertumbuhan yang dicapai dalam panjang atau tinggi terhadap usia anak. Indeks ini dapat membantu mengidentifikasi anak-anak yang terhambat (pendek) karena lama gizi atau penyakit berulang. Pendek sangat adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek).

3.      BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan)
BB/TB, mewakili berat badan secara proposional dengan pertumbuhan yang dicapai dalam panjang atau tinggi. Indeks ini sangat berguna dalam situasi dimana umur anak tidak diketahui, misalnya dalam situasi pengungsi. Indeks berat badan menurut tinggi badan, membantu mengidentifikasi anak-anak dengan berat badan rendah yang biasanya disebabkan oleh sakit atau kekurangan makanan yang menyebabkan penurunan berat badan. Indeks ini juga membantu mengidentifikasi anak-anak yang mungkin berisiko menjadi kelebihan berat badan atau obesitas. Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) yang merupakan padanan istilah wasted (kurus) dan severely wasted (sangat kurus).

4.      IMT
Untuk menentukan status gizi orang dewasa dapat menggunakan indeks massa tubuh atau ‘body mass index’ (BMI).
IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Cara pengukurannya adalah pertama-tama ukur berat badan dan tinggi badannya.  Selanjutnya dihitung IMT-nya, yaitu :

                               Berat badan (kg)
        IMT =
                         Tinggi badan 2 (meter)
Hasil perhitungan dengan rumus ini akan mengindikasikan status gizi dengan klasifikasi sebagai berikut:
a.       < 18           : kurus
b.      18-24         : normal
c.       25-30         : gemuk
d.      > 30           : gemuk sekali

5.      Keunggulan dan kelemahan masing-masing indeks
BB/U
ü  Kelebihan BB/U
a.       Sensitif terhadap perubahan gizi yang kecil
b.      Objektif, bila diulang memberikan hasil yang sama
c.       Alat mudah dibawah, relatif murah
d.      Pengukuran mudah dilaksanakan, diteliti.
e.       Pengukuran tidak memakan waktu lama
ü  Kelemahan BB/U
a.       Tidak sensitif terhadap anak yang terlalu tinggi tapi kurang gizi
b.      Data umur kadang kurang dapat dipercaya
c.       Ibu-ibu di daerah tertentu mungkin kurang bisa menerima anaknya ditimbang dengan dacin karena menggantung
TB/U
ü  Kelebihan TB/U
a.       Relatif murah
b.      Cepat, sehingga dapat dilakukan pada populasi yang besar
c.       Objektif
d.      Tidak menimbulkan rasa sakit pada responden
e.       Peralatan mudah dipindahkan dan dapat dibuat secara lokal
ü  Kelemahan TB/U
a.       Diperlukan indeks lain dalam menilai intervensi karena perubahan TB tidak banyak terjadi dalam waktu yang singkat
b.      Kadang umur secara akurat sulit didapat
c.       Membutuhkan rata referensi yang relefan
d.      Kesalahan yang muncul seperti kesalahan pada peralatan (belum dikalibrasi), kesalahan pada observer (kesalahan pengukuran, pembacaan, ataupun pencatatan)
e.       Hanya mendapatkan data pertumbuhan, obesitas, malnutrisi karena kurang energi dan protein, tidak dapat memperoleh informasi karena defisiensi zat mikro
BB/TB
ü  Kelebihan BB/TB
a.       Indikator yang baik untuk mendapatkan proposi tubuh yang normal, untuk membedakan anak  kurus dan gemuk
b.      Lebih baik untuk anak umur > 2 tahun
c.       Tidak memerlukan data umur
d.      Objektif, bila diulangi memberikan hasil yang sama.
ü  Kelemahan BB/TB
a.       Memerlukan 2 atau 3 alat pengukuran, lebih mahal dan lebih sulit membawa.
b.      Memerlukan waktu yang lebih banyak, petugas harus berlatih lebih lama.
c.       Memerlukan paling sedikit 2 orang untuk mengukur.


IMT
ü  Kelebihan IMT
a.       Biaya yang diperlukan tidak mahal
b.      Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan tinggi badan seseorang.
c.       Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah dinyatakan pada table IMT. (CORE, 2007).
ü  Kelemahan IMT
Penggunaan IMT mempunyai kelemahan.  Kelemahan yang terjadi adalah dalam menentukan obesitas.  Kita tahu bahwa obesitas adalah kelebihan lemak tubuh. IMT hanya mengukur berat badan dan tinggi badan.  Kelebihan berat badan tidak selalu identik dengan kelebihan lemak.  Berat badan terdiri dari lemak, air, otot (protein), dan mineral.  Pada seorang yang sangat aktif, misalkan olahragawan, maka biasanya komposisi lemak tubuhnya relatif rendah dan komposisi ototnya relatif tinggi.  Pada orang yang sangat aktif IMT yang tinggi tidak berarti kelebihan lemak tubuh atau bukan obes.

d.      Penggnaan Indeks Antropometri
Dari berbagai jenis indeks antropometri diperlukan ambang batas untuk menginterpretasikannya. Ambang batas dapat disajikan dalam 3 cara, yaitu:
1.      Persen terhadap median
Nilai median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi, median = persentil 50. Nilai median ini dinyatakan = 100 % (untuk standar).
Setelah itu, dihitung persentase terhadap nilai median untuk mendapatkan ambang batas.
Contoh:
Berat badan anak umur 2 tahun = 12 kg, maka 80 % median = 9,6 kg, 60 % median = 7,2 kg. Jika 80 % dan 60 % dianggap ambang batas, maka anak umur 2 tahun mempunyai berat badan antara 7,2-9,6 kg (60-80% median) dinyatakan status gizi kurang dan dibawah 7,2 kg (<60% median) dinyatakan berstatus gizi buruk.

Status gizi berdasarkan indeks antropometri
Status gizi
Indeks
BB/U
TB/U
BB/TB
Gizi baik
> 80 %
>90 %
>90 %
Gizi sedang
71 % - 80 %
81-90 %
81-90 %
Gizi kurang
61 % - 70 %
71-80 %
71-80 %
Gizi buruk
≤ 60 %
≤ 70 %
≤ 70 %

2.      Persentil
Besarnya persentil menunjukkan posisi suatu hasil pengukuran dalam urutan yang khas, yaitu dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari 100 hasil pengukuran (100%).

Contoh 1:
Persentil ke 10 berarti bahwa seorang anak berada pada posisi anak ke 10 dari bawah, dimana 9 anak lebih kecil darinya dan 90 anak lebih besar darinya. Sedangkan persentil ke 50 berarti bahwa seorang anak berada pada urutan ke 50, sehingga jumlah yang sama berada dibawah dan diatasnya.
Contoh 2:
Ada 100 anak diukur tingginya, kemudian diurutkan dari yang terkecil. Ali berada pada urutan 15 berarti persentil 15, berarti 14 anak berada dibawahnya dan 85 anak berada diatasnya.
NCHS merekomendasikan:
Persentil ke-5 sebagai batas gizi baik dan kurang, persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan baik
3.      Standar deviasi unit ( SD) atau Z-skor)
SD disebut juga Z-skor). WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk memantau pertumbuhan:
1 SD unit ( 1 Z-skor) ± sama dengan 11 % dari median BB/U
1 SD unit ( 1 Z-skor) kira-kira 10 % dari median BB/TB
1 SD unit ( 1 Z-skor) kira-kira 5 % dari median TB/U
Waterlow juga merekomendasikan penggunaan SD untuk menyatakan ukuran pertumbuhan (Growth Monitoring). WHO memberikan gambaran perhitungan SD unit terhadap baku NHCS.
Contoh:
1 SD unit = 11-12 % unit dari median BB/U, misalnya seorang anak berada pada 75 % median BB/U berarti 25 % berada dibawah median atau -2.
Pertumbuhan nasional untuk suatu populasi dinyatakan dalam positif dan negatif 2 SD unit (Z-skor) dari median, yang termasuk hampir 98 % dari orang-orang yang diukur yang berasal dari referensi populasi. Dibawah -2 SD unit dinyatakan sebagai kurang gizi yang ekuivalen dengan:
78 % dari median untuk BB/U (± 3 persentil)
80 % median untuk BB/TB
90 % median untuk TB/U
Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan  mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan,  hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :


Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

 



Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000  oleh para pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan  gabungan tiga indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2.   
Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikut:
Diketahui BB= 60 kg  TB=145 cm    
Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS  hanya dibatasi  < 18 tahun  maka disini  dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahun
           
Table weight (kg)  by  age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Age
Standard Deviations
Yr
mth
-3sd
-2sd
-1sd
Median
+1sd
+2sd
+3sd
15
0
31.6
39.9
48.3
56.7
69.2
81.6
94.1
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table weight (kg)  by  stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHS
Stature
Standard Deviations
Cm
-3sd
-2sd
-1sd
Median
+1sd
+2sd
+3sd
145
0
24.8
28.8
32.8
36.9
43.0
49.2
55.4









Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Stature
Standard Deviations
Yr  mth
-3sd
-2sd
-1sd
Median
+1sd
+2sd
+3sd
15
0
144.8
152.9
160.9
169.0
177.1
185.1
193.2









Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Jadi untuk indeks BB/U adalah
            = Z Score = ( 60 kg – 56,7 ) / 8.3 =  + 0,4 SD
= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah
            = Z Score = ( 145 kg – 169 ) / 8.1 =  - 3.0 SD
= status gizi  pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 – 36.9 ) / 4 =  + 5.8 SD
= status gizi gemuk