ANTROPOMETRI GIZI
a.
Pengertian
Antropometri Gizi
Antropometri berasal
dari kata: antropos (tubuh) dan metros (ukuran); anthropometri
(ukuran tubuh). Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai
ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya
terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak,
otot dan jumlah air dalam tubuh.
Antropometri gizi
merupakan penilaian status gizi dengan pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh
antara lain : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala,
lingkar dada, dan lapisan lemak bawah kulit.
Tinggi dan berat badan
biasanya di gabungkan dengan mengiikuti cara tertentu untuk mendapatkan satu
ukurn tunggal yang menggambarkan berat relatif terhadap tinggi badan; ukuran tunggal
ini merupakan indikator untuk menunjukan gizi kurang atau gizi lebih energi
jangka panjang. Ada cara-cara yang lebih akurat dalam mengkaji komposisi tubuh,
yaitu dengan menggunakan penimbang berat badan dalam air, menggunakan bioelectrical impedanceI, dan berbagai
metode laboratorium lainnya. Kendati demikian, semua metode ini memerlukan
biaya yang mahal serta memberatkan responden dan biasanya hanya digunakan dalam
riset klinis. Oleh karena itu, bagian ini memfokuskan perhatian pada berat dan
tinggi badan yang mungkin merupakan ukuran status gizi yang paling sering
digunakan dalam kesehatan masyasrakat karena pengukurannya mudah dilakukan dan
hasilnya pun cukup akurat.
Pada
tabel 1 berikut memberikan tinjauan secara
umum tentang berbagai masalah yang berhubungan dengan penggunaan ukuran
antropometri dan klinis unntuk menilai status gizi pada perorangan dan
masyarakat.
Tabel 1 Rangkuman beberapa masalah
yang berhungan dengan penggunaan aturan antropometri bagi pengkajian status
gizi pada perorangan dan populasi
Tujuan pengkajian gizi
|
Data pengkajian yang diperlukan
bagi
|
|
Perorangan
|
Populasi
|
|
Klinis
|
Digunakan secara luas untuk
menentukan gizi lebih atau gizi kurang perorangan pada pasien
|
Digunakan untuk menentukan karakteristik
populasi pasien dengan memberikan mean (mean)bagi
kelompok
|
Kesehatan masyarakat
|
Digunakan secara luas dalam upaya
survelance gizi untuk menentukan proporsi perorangan yang berat badannya
kurang atau berlebih/kegemukan
|
Digunakan untuk menentukan weight for heightmeanbagi ppulasi dan
sub kelompok dalam populasi
|
Riset
|
Digunakan sebagai ukuran pajanan
risiko perorangan. Juga digunakan sebagai outcomeuntuk
menentukan respon perorangan terhadap intervensi diet atau aktivitas fisik
|
Digunakan sebagai ukuran pajanan
atau outcomeketika tujuannya adalah
untu menentukan karakteristik status weight
for heightmeanbagi kelompok
|
b.
Parameter
Antropometri
1.
Umur
Umur
sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan
maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai
dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya
kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun, 1,5 tahun dan 2
tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat.
Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi
perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak
diperhitungkan. Contoh : umur 2 bulan 29 hari dihitung sebagai umur 2 bulan.
2.
Berat badan
Berat badan merupakan salah satu
parameter massa tubuh yang paling sering digunakan yang dapat mencerminkan
jumlah dari beberapa zat gizi seperti protein, lemak, air dan mineral. Untuk
mengukur Indeks Massa Tubuh, berat badan dihubungkan dengan tinggi badan
(Gibson, 2005).
Berat badan merupakan salah satu ukuran
yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan
sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi
maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk
indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat
perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya
memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena
hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur,
tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari
waktu ke waktu.
Berat badan merupakan ukuran
antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa
kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil
peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang,
otot, cairan tubuh dan lain- lain. Berat badan dipakai sebagai indikator yang
terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak,
sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan dapat
diulangi dapat digunakan timbangan apa saja yang relatif murah, mudah dan tidak
memerlukan banyak waktu. Kerugiannya, indikator berat badan ini tidak sensitif
terhadap proporsi tubuh, misalnya pendek gemuk, atau tinggi kurus.
Perlu
diketahui, bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari sebagai akibat masukan
(intake) makanan dan minuman, dengan keluaran (output) melalui urine,feses,
keringat dan bernafas. Besarnya fluktuasi tergantung pada kelompok umur dan
bersifat yang berkisar antara 100-200 gram, sampai 500-1000 gram bahkan lebih
sehingga dapat mempengaruhi hal penilaian.
Indikator
berat badan dimanfaatkan dalam klinik :
a. Bahan
informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun yang kronis, tumbuh
kembang dan kesehatan.
b. Memonitor
keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan
penyakit.
c. Dasar
perhitungan dosis obat dan makanan.
3.
Lingkaran kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai
untuk menaksir perumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala
akan kecil. Sehingga pada lingkaran kepala (LK) yang lebih kecil dari normal
(mikrosefali) , maka menunjukan adanya retardasi mental. Sebaliknya kalau ada
penyumbatan pada aliran serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan
volume kepala, sehingga LK lebih besar dari normal. Sampai saat yg di pakai
sebagai acuan untuk LK ini adalah kurve LK dari Nellhaus yang di peroleh dari
14 penilitian di dunia, di mana tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap
suku bangsa, ras, maupun secara geograf. Sehingga kurve LK Nellhaus tersebut
dapat digunakan juga di Indonesia. Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah 6
bulan pertama kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada
umur 6 bulan. Sedangkan pada umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54
cm. Oleh karna itu manfaat pengukuran LK terbatas pada 6 bulan pertama sampai
umur 2 tahun karna pertumbuhan otak yang pesat, kecuali di perlukan seperti
pada kasus hidrosefalus.
4.
Lingkar lengan atas (LLA)
Lingkar lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan
lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh di bandingkan
dengan berat badan. LLA dapat di pakai utuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang
pada kelompok umur pra sekolah. Laju tumbuh lambat,dari 11 cm pada saat lahir
menjadi 16 cm pada umur 1 tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah selama 1-3
tahun. Keuntungan penggunaan LLA ini adalah alatnya murah, bisa dibuat
sendiri,mudah di bawah, cepat penggunaannya,dan dapat di gunakan oleh tenaga
yang tidak terdidik sedangkan kerugianya adalah LLA hanya untuk identifiikasi
anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan yang berat,sukar membentukan pertengahan
LLA tanpa menekan jaringan, dan hanya untuk anak umur 1-3 tahun, walaupun ada
yang mengatakan dapat untuk anak mulai umur 6 bulan sampai dengan 5 atau 6
tahun.
c.
Indeks
Antropometri
1. BB/U
(Berat Badan menurut Umur)
BB/U, mewakili
berat badan relatif terhadap umur anak pada hari tertentu. Indeks ini digunakan
untuk menilai apakah seorang anak kekurangan berat atau sangat berat, tetapi
tidak digunakan untuk mengklasifikasikan anak sebagai kelebihan berat badan
atau obesitas. Karena berat relatif mudah diukur, indeks ini yang umum
digunakan, tetapi tidak bisa diandalkan dalam situasi dimana umur anak tidak
dapat ditentukan secara akurat, seperti situasi pengungsi. Gizi kurang dan gizi
buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Umur
(BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang) dan severely
underweight (gizi buruk).
2. TB/U
(Tinggi/Panjang Badan menurut Umur)
TB/U, mewakili
pertumbuhan yang dicapai dalam panjang atau tinggi terhadap usia anak. Indeks
ini dapat membantu mengidentifikasi anak-anak yang terhambat (pendek) karena
lama gizi atau penyakit berulang. Pendek sangat adalah status gizi yang
didasarkan pada indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan
istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek).
3. BB/TB
(Berat Badan menurut Tinggi Badan)
BB/TB, mewakili
berat badan secara proposional dengan pertumbuhan yang dicapai dalam panjang
atau tinggi. Indeks ini sangat berguna dalam situasi dimana umur anak tidak
diketahui, misalnya dalam situasi pengungsi. Indeks berat badan menurut tinggi
badan, membantu mengidentifikasi anak-anak dengan berat badan rendah yang
biasanya disebabkan oleh sakit atau kekurangan makanan yang menyebabkan
penurunan berat badan. Indeks ini juga membantu mengidentifikasi anak-anak yang
mungkin berisiko menjadi kelebihan berat badan atau obesitas. Kurus dan sangat
kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Tinggi
Badan (BB/TB) yang merupakan padanan istilah wasted (kurus) dan severely
wasted (sangat kurus).
4. IMT
Untuk menentukan status gizi orang dewasa dapat
menggunakan indeks massa tubuh atau ‘body
mass index’ (BMI).
IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan
tinggi badan kuadrat. Cara pengukurannya adalah pertama-tama ukur berat badan
dan tinggi badannya. Selanjutnya
dihitung IMT-nya, yaitu :
Berat badan (kg)
IMT
=
Tinggi badan 2 (meter)
Hasil
perhitungan dengan rumus ini akan mengindikasikan status gizi dengan
klasifikasi sebagai berikut:
a.
< 18 : kurus
b.
18-24 : normal
c.
25-30 : gemuk
d.
> 30 : gemuk sekali
5. Keunggulan
dan kelemahan masing-masing indeks
BB/U
ü Kelebihan
BB/U
a. Sensitif
terhadap perubahan gizi yang kecil
b. Objektif,
bila diulang memberikan hasil yang sama
c. Alat
mudah dibawah, relatif murah
d. Pengukuran
mudah dilaksanakan, diteliti.
e. Pengukuran
tidak memakan waktu lama
ü Kelemahan
BB/U
a. Tidak
sensitif terhadap anak yang terlalu tinggi tapi kurang gizi
b. Data
umur kadang kurang dapat dipercaya
c. Ibu-ibu
di daerah tertentu mungkin kurang bisa menerima anaknya ditimbang dengan dacin
karena menggantung
TB/U
ü Kelebihan
TB/U
a. Relatif
murah
b. Cepat,
sehingga dapat dilakukan pada populasi yang besar
c. Objektif
d. Tidak
menimbulkan rasa sakit pada responden
e. Peralatan
mudah dipindahkan dan dapat dibuat secara lokal
ü Kelemahan
TB/U
a. Diperlukan
indeks lain dalam menilai intervensi karena perubahan TB tidak banyak terjadi dalam
waktu yang singkat
b. Kadang
umur secara akurat sulit didapat
c. Membutuhkan
rata referensi yang relefan
d. Kesalahan
yang muncul seperti kesalahan pada peralatan (belum dikalibrasi), kesalahan
pada observer (kesalahan pengukuran, pembacaan, ataupun pencatatan)
e. Hanya
mendapatkan data pertumbuhan, obesitas, malnutrisi karena kurang energi dan
protein, tidak dapat memperoleh informasi karena defisiensi zat mikro
BB/TB
ü Kelebihan
BB/TB
a. Indikator
yang baik untuk mendapatkan proposi tubuh yang normal, untuk membedakan
anak kurus dan gemuk
b. Lebih
baik untuk anak umur > 2 tahun
c. Tidak
memerlukan data umur
d. Objektif,
bila diulangi memberikan hasil yang sama.
ü Kelemahan
BB/TB
a. Memerlukan
2 atau 3 alat pengukuran, lebih mahal dan lebih sulit membawa.
b. Memerlukan
waktu yang lebih banyak, petugas harus berlatih lebih lama.
c. Memerlukan
paling sedikit 2 orang untuk mengukur.
IMT
ü
Kelebihan IMT
a.
Biaya yang diperlukan tidak mahal
b.
Untuk mendapat nilai pengukuran,
hanya diperlukan data berat badan dan tinggi badan seseorang.
c.
Mudah dikerjakan dan hasil bacaan
adalah sesuai nilai standar yang telah dinyatakan pada table IMT. (CORE, 2007).
ü Kelemahan
IMT
Penggunaan IMT
mempunyai kelemahan. Kelemahan yang
terjadi adalah dalam menentukan obesitas.
Kita tahu bahwa obesitas adalah kelebihan lemak tubuh. IMT hanya
mengukur berat badan dan tinggi badan.
Kelebihan berat badan tidak selalu identik dengan kelebihan lemak. Berat badan terdiri dari lemak, air, otot
(protein), dan mineral. Pada seorang
yang sangat aktif, misalkan olahragawan, maka biasanya komposisi lemak tubuhnya
relatif rendah dan komposisi ototnya relatif tinggi. Pada orang yang sangat aktif IMT yang tinggi
tidak berarti kelebihan lemak tubuh atau bukan obes.
d.
Penggnaan
Indeks Antropometri
Dari berbagai jenis indeks antropometri
diperlukan ambang batas untuk menginterpretasikannya. Ambang batas dapat
disajikan dalam 3 cara, yaitu:
1. Persen
terhadap median
Nilai
median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi, median
= persentil 50. Nilai median ini dinyatakan = 100 % (untuk standar).
Setelah
itu, dihitung persentase terhadap nilai median untuk mendapatkan ambang batas.
Contoh:
Berat
badan anak umur 2 tahun = 12 kg, maka 80 % median = 9,6 kg, 60 % median = 7,2
kg. Jika 80 % dan 60 % dianggap ambang batas, maka anak umur 2 tahun mempunyai
berat badan antara 7,2-9,6 kg (60-80% median) dinyatakan status gizi kurang dan
dibawah 7,2 kg (<60% median) dinyatakan berstatus gizi buruk.
Status gizi berdasarkan indeks
antropometri
Status
gizi
|
Indeks
|
||
BB/U
|
TB/U
|
BB/TB
|
|
Gizi baik
|
> 80 %
|
>90
%
|
>90
%
|
Gizi
sedang
|
71
% - 80 %
|
81-90
%
|
81-90
%
|
Gizi
kurang
|
61
% - 70 %
|
71-80
%
|
71-80
%
|
Gizi
buruk
|
≤
60 %
|
≤
70 %
|
≤
70 %
|
2. Persentil
Besarnya persentil
menunjukkan posisi suatu hasil pengukuran dalam urutan yang khas, yaitu dari
yang terkecil sampai yang terbesar, dari 100 hasil pengukuran (100%).
Contoh 1:
Persentil ke 10 berarti
bahwa seorang anak berada pada posisi anak ke 10 dari bawah, dimana 9 anak
lebih kecil darinya dan 90 anak lebih besar darinya. Sedangkan persentil ke 50
berarti bahwa seorang anak berada pada urutan ke 50, sehingga jumlah yang sama
berada dibawah dan diatasnya.
Contoh
2:
Ada
100 anak diukur tingginya, kemudian diurutkan dari yang terkecil. Ali berada
pada urutan 15 berarti persentil 15, berarti 14 anak berada dibawahnya dan 85
anak berada diatasnya.
NCHS
merekomendasikan:
Persentil
ke-5 sebagai batas gizi baik dan kurang, persentil 95 sebagai batas gizi lebih
dan baik
3. Standar
deviasi unit ( SD) atau Z-skor)
SD
disebut juga Z-skor). WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan
untuk memantau pertumbuhan:
1
SD unit ( 1 Z-skor) ± sama dengan 11 % dari median BB/U
1
SD unit ( 1 Z-skor) kira-kira 10 % dari median BB/TB
1
SD unit ( 1 Z-skor) kira-kira 5 % dari median TB/U
Waterlow
juga merekomendasikan penggunaan SD untuk menyatakan ukuran pertumbuhan (Growth Monitoring). WHO memberikan
gambaran perhitungan SD unit terhadap baku NHCS.
Contoh:
1
SD unit = 11-12 % unit dari median BB/U, misalnya seorang anak berada pada 75 %
median BB/U berarti 25 % berada dibawah median atau -2.
Pertumbuhan
nasional untuk suatu populasi dinyatakan dalam positif dan negatif 2 SD unit
(Z-skor) dari median, yang termasuk hampir 98 % dari orang-orang yang diukur
yang berasal dari referensi populasi. Dibawah -2 SD unit dinyatakan sebagai
kurang gizi yang ekuivalen dengan:
78
% dari median untuk BB/U (± 3 persentil)
80
% median untuk BB/TB
90
% median untuk TB/U
Pengukuran Skor Simpang
Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan
mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku
Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan,
hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan
menggunakan rumus :
Z-score
= (NIS-NMBR) / NSBR
|
Status gizi
berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para pakar Gizi dikategorikan seperti
diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti
yang terlihat pada tabel 2.
Untuk memperjelas
penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikut:
Diketahui BB= 60 kg TB=145
cm
Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan
BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya
dibatasi < 18 tahun maka disini
dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahun
Table weight (kg)
by age of boys aged 15 year from
WHO-NCHS
Age
|
Standard
Deviations
|
|||||||
Yr
|
mth
|
-3sd
|
-2sd
|
-1sd
|
Median
|
+1sd
|
+2sd
|
+3sd
|
15
|
0
|
31.6
|
39.9
|
48.3
|
56.7
|
69.2
|
81.6
|
94.1
|
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status,
Genewa 1985
Table weight (kg)
by stature of boys 145 cm in
Height from WHO-NCHS
Stature
|
Standard
Deviations
|
|||||||
Cm
|
-3sd
|
-2sd
|
-1sd
|
Median
|
+1sd
|
+2sd
|
+3sd
|
|
145
|
0
|
24.8
|
28.8
|
32.8
|
36.9
|
43.0
|
49.2
|
55.4
|
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status,
Genewa 1985
Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from
WHO-NCHS
Stature
|
Standard
Deviations
|
|||||||
Yr mth
|
-3sd
|
-2sd
|
-1sd
|
Median
|
+1sd
|
+2sd
|
+3sd
|
|
15
|
0
|
144.8
|
152.9
|
160.9
|
169.0
|
177.1
|
185.1
|
193.2
|
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status,
Genewa 1985
Jadi untuk indeks BB/U adalah
= Z
Score = ( 60 kg – 56,7 ) / 8.3 = + 0,4
SD
= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah
= Z
Score = ( 145 kg – 169 ) / 8.1 = - 3.0
SD
= status gizi pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 – 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD
=
status gizi gemuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar