Pada
umumnya, bila manusia dan lingkungannya berada dalam keadaan seimbang, maka
keduanya berada dalam keadaan sehat. Tetapi karena sesuatu sebab sehingga keseimbangan
ini tergangggu atau mungkin tidak dapat tercapai, maka dapat menimbulkan dampak
yang merugikan bagi kesehatan.
Bahan
Berbahaya dan Beracun atau B3 adalah semua bahan/ senyawa baik padat, cair,
ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.
Limbah
B3 diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih karakteristik :
·
mudah
meledak,
·
mudah
terbakar,
·
bersifat
reaktif,
·
beracun,
·
penyebab
infeksi,
·
bersifat
korosif.
Pembuangan
limbah ke lingkungan akan menimbulkan masalah yang merata dan menyebar di
lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari satu tempat ke tempat
lainnya. Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai, dihanyutkan dari hulu
sampai jauh ke hilir, melampaui batas-batas wilayah akhirnya bermuara dilaut
atau danau, seolah-olah laut atau danau menjadi tong sampah. Limbah bermasalah
antara lain berasal dari kegiatan pemukiman, industri, pertanian, pertambangan
dan rekreasi.
Limbah
industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk kategori atau
dengan sifat limbah B3. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat
ditakuti adalah limbah dari industri kimia. Limbah dari industri kima pada
umumnya mengandung berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat
akumulatif dan beracun (toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia.
Limbah pertanian yang paling utama ialah pestisida dan pupuk.
Limbah
B3 dari kegiatan industri yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan berdampak pada
kesehatan manusia. Dampak itu dapat langsung dari sumber ke manusia, misalnya
meminum air yang terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti memakan
ikan yang telah menggandakan (biological magnification) pencemar karena memakan
mangsa yang tercemar.
Dampak B3 terhadap Kesehatan, antara lain :
Dampak B3 terhadap Kesehatan, antara lain :
1.
Air
Raksa /Hargentum/ Hg/ Mercury
Elemen Hg
berwarna kelabu-perak, sebagai cairan pada suhu kamar dan mudah menguap bila
dipanaskan. Hg2+ (Senyawa Anorganik) dapat mengikat carbon, membentuk senyawa
organomercury. Methyl Mercury (MeHg) merupakan bentuk penting yang memberikan
pemajanan pada manusia.
Industri
yang memberikan efluents Hg adalah :
·
Yang
memproses chlorin,
·
Produksi
Coustic soda,
·
Tambang
dan prosesing biji Hg,
·
Metalurgi
dan elektroplating,
·
Pabrik
Kimia,
·
Pabrik
Tinta,
·
Pabrik
Kertas,
·
Penyamakan
Kulit,
·
Pabrik
Tekstil,
·
Perusahaan
Farmasi,
·
Penambangan
emas tradisional.
Sebagian senyawa mercury yang
dilepas ke lingkungan akan mengalami proses methylation menjadi methylmercury
(MeHg) oleh microorganisme dalam air dan tanah. MeHg dengan cepat akan
diakumulasikan dalam ikan atau tumbuhan dalam air permukaan. Kadar mercury
dalam ikan dapat mencapai 100.000 kali dari kadar air disekitarnya.
Kelompok Resiko Tinggi Terpajan Hg.
Orang-orang yang mempunyai potensial terpajan Hg diantaranya :
Kelompok Resiko Tinggi Terpajan Hg.
Orang-orang yang mempunyai potensial terpajan Hg diantaranya :
·
Pekerja
pabrik yang menggunakan Hg.
·
Janin,
bayi dan anak-anak : 1. MeHg dapat menembus placenta, 2. Sistem syaraf sensitif
terhadap keracunan Hg. 3. MeHg pada ASI, maka bayi yang menyusu dapat terpajan.
·
Masyarakat
pengkonsumsi ikan yang berasal dari daerah perairan yang tercemar mercury.Pemajanan
melalui inhalasi, oral,kulit
Dampak pada Kesehatan:
Mercury termasuk bahan teratogenik. MeHg didistribusikan keseluruh jaringan terutama di darah dan otak. MeHg terutama terkonsentrasi dalam darah dan otak. 90% ditemukan dalam darah merah.
Efek Fisiologis :
Efek toksisitas mercury terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan ginjal, dimana mercury terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal antara lain tremor, kehilangan daya ingat.
Efek pada pertumbuhan :
MeHg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi. Kadar MeHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibu mempunyai kaitan signifikan . Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terpajan MeHg bisa menderita kerusakan otak dengan manifestasi :
Mercury termasuk bahan teratogenik. MeHg didistribusikan keseluruh jaringan terutama di darah dan otak. MeHg terutama terkonsentrasi dalam darah dan otak. 90% ditemukan dalam darah merah.
Efek Fisiologis :
Efek toksisitas mercury terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan ginjal, dimana mercury terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal antara lain tremor, kehilangan daya ingat.
Efek pada pertumbuhan :
MeHg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi. Kadar MeHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibu mempunyai kaitan signifikan . Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terpajan MeHg bisa menderita kerusakan otak dengan manifestasi :
· Retardasi mental
· Tuli
· Penciutan lapangan pandang
· Buta
· Microchephaly
· Cerebral Palsy
· Gangguan menelan
Efek yang lain :
Efek terhadap sistem pernafasan dan pencernaan makanan dapat terjadi pada keracunan akut.
Inhalasi dari elemental Mercury dapat mengakibatkan kerusakan berat dari jaringan paru. Sedangkan keracunan makanan yang mengandung Mercury dapat menyebabkan kerusakan liver.
Efek terhadap sistem pernafasan dan pencernaan makanan dapat terjadi pada keracunan akut.
Inhalasi dari elemental Mercury dapat mengakibatkan kerusakan berat dari jaringan paru. Sedangkan keracunan makanan yang mengandung Mercury dapat menyebabkan kerusakan liver.
2.
Chromium
Chromium
adalah suatu logam keras berwarna abu-abu dan sulit dioksidasi meski dalam suhu
tinggi. Chromium digunakan oleh industri : Metalurgi, Kimia, Refractory (heat
resistent application). Dalam industri metalurgi, chromium merupakan komponen
penting dari stainless steels dan berbagai campuran logam.
Dalam industri
kimia digunakan sebagai :
·
Cat
pigmen (dapat berwarna merah, kuning, orange dan hijau).
·
Chrome
plating.
·
Penyamakan
kulit.
·
Treatment
Wool.
Chromium terdapat stabil dalam 3
valensi. Berdasarkan urutan toksisitasnya adalah Cr-O, Cr-III, Cr-VI. Electroplating,
penyamakan kulit dan pabrik textil merupakan sumber utama pemajanan chromium ke
air permukaan. Limbah padat dari tempat prosesing chromium yang dibuang ke
landfill dapat merupakan sumber kontaminan terhadap air tanah.
Kelompok Resiko Tinggi :
·
Pekerja
di industri yang memproduksi dan menggunakan Cr.
·
Perumahan
yang terletak dekat tempat produksi akan terpajan Cr-VI lebih tinggi
·
Perumahan
yang dibangun diatas bekas landfill, akan terpajan melalui pernafasan (inhalasi)
atau kulit.
Pemajanan melaui :
·
Inhalasi
terutama pekerja
·
Kulit
·
Oral
: masyarakat pada umumnya
Dampak Kesehatan
Efek
Fisiologi :
·
Cr
(III) merupakan unsur penting dalam makanan (trace essential) yang mempunyai
fungsi menjaga agar metabolisme glucosa, lemak dan cholesterol berjalan normal.
·
Organ
utama yang terserang karena Cr terhisap adalah paru-paru, sedangkan organ lain
yang bisa terserang adalah ginjal, lever, kulit dan sistem imunitas.
Efek pada Kulit :
Dermatitis berat dan ulkus kulit karena kontak dengan Cr-IV.
Dermatitis berat dan ulkus kulit karena kontak dengan Cr-IV.
Efek pada Ginjal :
Bila terhirup Cr-VI dapat mengakibatkan necrosis tubulus renalis.
Efek pada Hati :
Pemajanan akut Cr dapat menyebabkan necrosis hepar. Bila terjadi 20 % tubuh tersiram asam Cr akan mengakibatkan kerusakan berat hepar dan terjadi kegagalan ginjal akut.
3.
Cadmium
(Cd)
Cadmium
merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Cadmium murni berupa
logam berwarna putih perak dan lunak, namun bentuk ini tak lazim ditemukan di
lingkungan. Umumnya cadmium terdapat dalam kombinasi dengan elemen lain seperti
Oxigen (Cadmium Oxide), Clorine (Cadmium Chloride) atau belerang (Cadmium
Sulfide).
Kebanyakan
Cadmium (Cd) merupakan produk samping dari pengecoran seng, timah atau tembaga
cadmium yang banyak digunakan berbagai industri, terutama plating logam,
pigmen, baterai dan plastik.
Pemajanan
Sumber utama pemajanan Cd berasal dari makanan karena makanan menyerap dan mengikat Cd. misalnya : tanaman dan ikan. Tidak jarang Cd dijumpai dalam air karena adanya resapan dari tempat buangan limbah bahan kimia.
Dampak pada kesehatan
Beberapa efek yang ditimbulkan akibat pemajanan Cd adalah adanya kerusakan ginjal, liver, testes, sistem imunitas, sistem susunan saraf dan darah.
Sumber utama pemajanan Cd berasal dari makanan karena makanan menyerap dan mengikat Cd. misalnya : tanaman dan ikan. Tidak jarang Cd dijumpai dalam air karena adanya resapan dari tempat buangan limbah bahan kimia.
Dampak pada kesehatan
Beberapa efek yang ditimbulkan akibat pemajanan Cd adalah adanya kerusakan ginjal, liver, testes, sistem imunitas, sistem susunan saraf dan darah.
4.
Cupper
(Cu) / Tembaga
Tembaga
merupakan logam berwarna kemerah-merahan dipakai sebagai logam murni atau logam
campuran (suasa) dalam pabrik kawat, pelapis logam, pipa dan lain-lain.
Pemajanan
Pada manusia melalui pernafasan, oral dan kulit yang berasal dari berbagai bahan yang mengandung tembaga. Tembaga juga terdapat pada tempat pembuangan limbah bahan berbahaya. Senyawa tembaga yang larut dalam air akan lebih mengancam kesehatan. Cu yang masuk ke dalam tubuh, dengan cepat masuk ke peredaran darah dan didistribusi ke seluruh tubuh.
Dampak terhadap Kesehatan
Cu dalam jumlah kecil (1 mg/hr) penting dalam diet agar manusia tetap sehat. Namun suatu intake tunggal atau intake perhari yang sangat tinggi dapat membahayakan. Bila minum air dengan kadar Cu lebih tinggi dari normal akan mengakibatkan muntah, diare, kram perut dan mual. Bila intake sangat tinggi dapat mengakibatkan kerusakan liver dan ginjal, bahkan sampai kematian.
Pemajanan
Pada manusia melalui pernafasan, oral dan kulit yang berasal dari berbagai bahan yang mengandung tembaga. Tembaga juga terdapat pada tempat pembuangan limbah bahan berbahaya. Senyawa tembaga yang larut dalam air akan lebih mengancam kesehatan. Cu yang masuk ke dalam tubuh, dengan cepat masuk ke peredaran darah dan didistribusi ke seluruh tubuh.
Dampak terhadap Kesehatan
Cu dalam jumlah kecil (1 mg/hr) penting dalam diet agar manusia tetap sehat. Namun suatu intake tunggal atau intake perhari yang sangat tinggi dapat membahayakan. Bila minum air dengan kadar Cu lebih tinggi dari normal akan mengakibatkan muntah, diare, kram perut dan mual. Bila intake sangat tinggi dapat mengakibatkan kerusakan liver dan ginjal, bahkan sampai kematian.
5.
Timah
Hitam (Pb)
Sumber emisi antara lain dari : Pabrik plastik, percetakan, peleburan timah, pabrik karet, pabrik baterai, kendaraan bermotor, pabrik cat, tambang timah dan sebagainya.
Pemajanan: melalui Oral dan Inhalasi
Dampak pada Kesehatan
Sekali masuk ke dalam tubuh timah didistribusikan terutama ke 3 (tiga) komponen yaitu:
Sumber emisi antara lain dari : Pabrik plastik, percetakan, peleburan timah, pabrik karet, pabrik baterai, kendaraan bermotor, pabrik cat, tambang timah dan sebagainya.
Pemajanan: melalui Oral dan Inhalasi
Dampak pada Kesehatan
Sekali masuk ke dalam tubuh timah didistribusikan terutama ke 3 (tiga) komponen yaitu:
·
Darah,
·
Jaringan
lunak (ginjal, sumsum tulang, liver, otak),
·
Jaringan
dengan mineral (tulang + gigi).
Tubuh menimbun timah selama seumur hidup dan secara normal mengeluarkan dengan cara yang lambat. Efek yang ditimbulkan adalah gangguan pada saraf perifer dan sentral, sel darah, gangguan metabolisme Vitamin D dan Kalsium sebagai unsur pembentuk tulang, gangguan ginjal secara kronis, dapat menembus placenta sehingga mempengaruhi pertumbuhan janin.
Tubuh menimbun timah selama seumur hidup dan secara normal mengeluarkan dengan cara yang lambat. Efek yang ditimbulkan adalah gangguan pada saraf perifer dan sentral, sel darah, gangguan metabolisme Vitamin D dan Kalsium sebagai unsur pembentuk tulang, gangguan ginjal secara kronis, dapat menembus placenta sehingga mempengaruhi pertumbuhan janin.
6.
Nickel
(Ni)
Nikel
berupa logam berwarna perak dalam bentuk berbagai mineral. Ni diproduksi dari
biji Nickel, peleburan/ daur ulang besi, terutama digunakan dalam berbagai
macam baja dan suasa serta elektroplating. Salah satu sumber terbesar Ni
terbesar di atmosphere berasal dari hasil pembakaran BBM, pertambangan,
penyulingan minyak, incenerator. Sumber Ni di air berasal dari lumpur limbah,
limbah cair dari “Sewage Treatment Plant”, air tanah dekat lokasi landfill.
Pemajanan: melalui inhalasi, oral dan kontak kulit.
Dampak terhadap Kesehatan
Ni dan senyawanya merupakan bahan karsinogenik. Inhalasi debu yang mengandung Ni-Sulfide mengakibatkan kematian karena kanker pada paru-paru dan rongga hidung, dan mungkin juga dapat terjadi kanker pita suara.
Pemajanan: melalui inhalasi, oral dan kontak kulit.
Dampak terhadap Kesehatan
Ni dan senyawanya merupakan bahan karsinogenik. Inhalasi debu yang mengandung Ni-Sulfide mengakibatkan kematian karena kanker pada paru-paru dan rongga hidung, dan mungkin juga dapat terjadi kanker pita suara.
7.
Pestisida
Pestisida
mengandung konotasi zat kimia dan atau bahan lain termasuk jasad renik yang
mengandung racun dan berpengaruh menimbulkan dampak negatif yang signifikan
terhadap kesehatan manusia, kelestarian lingkungan dan keselamatan tenaga
kerja. Pestisida banyak digunakan pada sektor pertanian dan perdagangan/
komoditi.
Pemajanan melalui : Oral, Inhalasi, Kulit
Dampak pada Kesehatan
Pestisida masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara sedikit demi sedikit dan mengakibatkan keracunan kronis. Bisa pula berakibat racun akut bila jumlah pestisida yang masuk ke tubuh manusia dalam jumlah yang cukup (Wudianto R, 2011).
Pemajanan melalui : Oral, Inhalasi, Kulit
Dampak pada Kesehatan
Pestisida masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara sedikit demi sedikit dan mengakibatkan keracunan kronis. Bisa pula berakibat racun akut bila jumlah pestisida yang masuk ke tubuh manusia dalam jumlah yang cukup (Wudianto R, 2011).
1. Keracunan
Kronis
Pemaparan kadar rendah dalam jangka panjang atau pemaparan dalam waktu yang singkat dengan akibat kronis. Keracunan kronis dapat ditemukan dalam bentuk kelainan syaraf dan perilaku (bersifat neuro toksik) atau mutagenitas. Selain itu ada beberapa dampak kronis keracunan pestisida, antara lain:
Pemaparan kadar rendah dalam jangka panjang atau pemaparan dalam waktu yang singkat dengan akibat kronis. Keracunan kronis dapat ditemukan dalam bentuk kelainan syaraf dan perilaku (bersifat neuro toksik) atau mutagenitas. Selain itu ada beberapa dampak kronis keracunan pestisida, antara lain:
a.
Pada syaraf
Gangguan otak dan syaraf yang paling sering terjadi akibat terpapar pestisida selama bertahun-tahun adalah masalah pada ingatan, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpuhan, bahkan kehilangan kesadaran dan koma.
Gangguan otak dan syaraf yang paling sering terjadi akibat terpapar pestisida selama bertahun-tahun adalah masalah pada ingatan, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpuhan, bahkan kehilangan kesadaran dan koma.
b.
Pada Hati (Liver)
Hati adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menetralkan bahan-bahan kimia beracun, maka hati itu sendiri sering kali dirusak oleh pestisida apabila terpapar selama bertahun-tahun. Hal ini dapat menyebabkan Hepatitis
Hati adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menetralkan bahan-bahan kimia beracun, maka hati itu sendiri sering kali dirusak oleh pestisida apabila terpapar selama bertahun-tahun. Hal ini dapat menyebabkan Hepatitis
c.
Pada Perut
Muntah-muntah, sakit perut dan diare adalah gejala umum dari keracunan pestisida. Banyak orang-orang yang dalam pekerjaannya berhubungan langsung dengan pestisida selama bertahun-tahun, mengalami masalah sulit makan. Orang yang menelan pestisida ( baik sengaja atau tidak) efeknya sangat buruk pada perut dan tubuh secara umum. Pestisida merusak langsung melalui dinding-dinding perut.
Muntah-muntah, sakit perut dan diare adalah gejala umum dari keracunan pestisida. Banyak orang-orang yang dalam pekerjaannya berhubungan langsung dengan pestisida selama bertahun-tahun, mengalami masalah sulit makan. Orang yang menelan pestisida ( baik sengaja atau tidak) efeknya sangat buruk pada perut dan tubuh secara umum. Pestisida merusak langsung melalui dinding-dinding perut.
d.
Pada Sistem Kekebalan
Beberapa jenis pestisida telah diketahui dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia dengan cara yang lebih berbahaya. Beberapa jenis pestisida dapat
melemahkan kemampuan tubuh untuk menahan dan melawan infeksi. Ini berarti tubuh menjadi lebih mudah terkena infeksi, atau jika telah terjadi infeksi penyakit ini menjadi lebih serius dan makin sulit untuk disembuhkan.
Beberapa jenis pestisida telah diketahui dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia dengan cara yang lebih berbahaya. Beberapa jenis pestisida dapat
melemahkan kemampuan tubuh untuk menahan dan melawan infeksi. Ini berarti tubuh menjadi lebih mudah terkena infeksi, atau jika telah terjadi infeksi penyakit ini menjadi lebih serius dan makin sulit untuk disembuhkan.
e.
Pada Sistem Hormon.
Hormon adalah bahan kimia yang diproduksi oleh organ-organ seperti otak, tiroid, paratiroid, ginjal, adrenalin, testis dan ovarium untuk mengontrol fungsi-fungsi tubuh yang penting. Beberapa pestisida mempengaruhi hormon reproduksi yang dapat menyebabkan penurunan produksi sperma pada pria atau pertumbuhan telur yang tidak normal pada wanita. Beberapa pestisida dapat menyebabkan pelebaran tiroid yang akhirnya dapat berlanjut menjadi kanker tiroid.
Hormon adalah bahan kimia yang diproduksi oleh organ-organ seperti otak, tiroid, paratiroid, ginjal, adrenalin, testis dan ovarium untuk mengontrol fungsi-fungsi tubuh yang penting. Beberapa pestisida mempengaruhi hormon reproduksi yang dapat menyebabkan penurunan produksi sperma pada pria atau pertumbuhan telur yang tidak normal pada wanita. Beberapa pestisida dapat menyebabkan pelebaran tiroid yang akhirnya dapat berlanjut menjadi kanker tiroid.
2. Keracunan
Akut.
Keracunan akut terjadi apabila efek keracunan pestisida langsung pada saat dilakukan aplikasi atau seketika setelah aplikasi pestisida.
Keracunan akut terjadi apabila efek keracunan pestisida langsung pada saat dilakukan aplikasi atau seketika setelah aplikasi pestisida.
a.
Efek akut lokal.
Bila efeknya hanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena kontak langsung dengan pestisida biasanya bersifat iritasi mata, hidung, tenggorokan dan kulit.
Bila efeknya hanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena kontak langsung dengan pestisida biasanya bersifat iritasi mata, hidung, tenggorokan dan kulit.
b.
Efek akut sistemik.
Terjadi apabila pestisida masuk kedalam tubuh manusia dan mengganggu sistem tubuh. Darah akan membawa pestisida keseluruh bagian tubuh menyebabkan bergeraknya syaraf-syaraf otot secara tidak sadar dengan gerakan halus maupun kasar dan pengeluaran air mata serta pengeluaran air ludah secara berlebihan, pernafasan menjadi lemah/cepat (tidak normal).
Cara pestisida masuk kedalam tubuh :
Terjadi apabila pestisida masuk kedalam tubuh manusia dan mengganggu sistem tubuh. Darah akan membawa pestisida keseluruh bagian tubuh menyebabkan bergeraknya syaraf-syaraf otot secara tidak sadar dengan gerakan halus maupun kasar dan pengeluaran air mata serta pengeluaran air ludah secara berlebihan, pernafasan menjadi lemah/cepat (tidak normal).
Cara pestisida masuk kedalam tubuh :
1.
Kulit, apabila pestisida kontak dengan
kulit.
2.
Pernafasan, bila terhisap
3.
Mulut, bila terminum/tertelan.
Karena
terdapat berbagai jenis pestisida dan ada berbagai cara masuk pestisida kedalam
tubuh maka keracunan pestisida dapat terjadi dengan berbagai cara.
Keadaan-keadaan yang perlu segera mendapatkan perhatian pada kemungkinan
keracunan pestisida adalah (Djojosumarto, 2008) Pestisida dalam bentuk gas
merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan yang
berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena dapat masuk ke dalam
jaringan tubuh melalui ruang pori kulit. Menurut World Health Organization
(WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat keracunan pestisida.
Diperkirakan
5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, seperti
mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver. Tragedi
Bhopal di India pada bulan Desember 1984 merupakan peringatan keras untuk
produksi pestisida sintesis. Saat itu, bahan kimia metil isosianat telah bocor
dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida sintesis (Sevin). Tragedi
itu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan mengakibatkan lebih dari 50.000 orang
dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan musibah terburuk dalam sejarah
produksi pestisida sintesis.
Selain
keracunan langsung, dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan orang
awam yang bukan petani, atau orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan
pestisida. Kemungkinan ini bisa terjadi akibat sisa racun (residu) pestisida
yang ada didalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi manusia sebagai
bahan makanan. Konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut, tanpa sadar telah
kemasukan racun pestisida melalui hidangan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Apabila jenis pestisida mempunyai residu terlalu tinggi pada tanaman, maka akan
membahayakan manusia atau ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut. Makin
tinggi residu, makin berbahaya bagi konsumen.
Dewasa
ini, residu pestisida di dalam makanan dan lingkungan semakin menakutkan
manusia. Masalah residu ini, terutama terdapat pada tanaman sayur-sayuran
seperti kubis, tomat, petsai, bawang, cabai, anggur dan lain-lainnya. Sebab
jenis-jenis tersebut umumnya disemprot secara rutin dengan frekuensi
penyemprotan yang tinggi, bisa sepuluh sampai lima belas kali dalam semusim.
Hal ini disebabkan karena insektisida alami cepat terurai sehingga melakukan
penyemprotan secara berulang-ulang. Bahkan beberapa hari menjelang panenpun,
masih dilakukan aplikasi pestisida. Publikasi ilmiah pernah melaporkan dalam
jaringan tubuh bayi yang dilahirkan seorang Ibu yang secara rutin mengkonsumsi
sayuran yang disemprot pestisida, terdapat kelainan genetik yang berpotensi
menyebabkan bayi tersebut cacat tubuh sekaligus cacat mental.
8.
Arsene
Arsene
berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di
temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain. Senyawa Arsen
dengan oksigen, clorin atau belerang sebagai Arsen inorganik, sedangkan senyawa
dengan Carbon dan Hydrogen sebagai Arsen Organik. Arsen inorganik lebih beracun
dari pada arsen organik.
Suatu
tempat pembuangan limbah kimia mengandung banyak arsen, meskipun bentuk bahan
tak diketahui (Organik/ Inorganik). Industri peleburan tembaga atau metal lain
biasanya melepas arsen inorganik ke udara. Arsen dalam kadar rendah biasa
ditemukan pada kebanyakan fosil minyak, maka pembakaran zat tersebut
menghasilkan kadar arsen inorganik ke udara Penggunaan arsen terbesar adalah
untuk pestisida.
Pemajanan
Arsen ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari makanan / minuman.
Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian
masuk ke peredaran darah.
Dampak terhadap Kesehatan:
Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri, mual, muntah dan diare.
Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal.
Dampak terhadap Kesehatan:
Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri, mual, muntah dan diare.
Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal.
9.
Nitrogen
Oxide (NOx)
NOx
merupakan bahan polutan penting dilingkungan yang berasal dari hasil pembakaran
dari berbagai bahan yang mengandung Nitrogen. Pemajanan manusia pada umumnya
melalui inhalasi atau pernafasan.
Dampak terhadap kesehatan berupa keracunan akut sehingga tubuh menjadi lemah, sesak nafas, batuk yang dapat menyebabkan edema pada paru-paru.
Dampak terhadap kesehatan berupa keracunan akut sehingga tubuh menjadi lemah, sesak nafas, batuk yang dapat menyebabkan edema pada paru-paru.
10.
Sulfur
Oxide (SOx)
Sumber SO2
bersal dari pembakaran BBM dan batu bara, penyulingan minyak, industri kimia
dan metalurgi.
Dampak pada kesehatan berupa keracunan akut:
Dampak pada kesehatan berupa keracunan akut:
·
Pemajanan
lewat ingesti efeknya berat, rasa terbakar di mulut, pharynx, abdomen yang
disusul dengan muntah, diare, tinja merah gelap (melena). Tekanan darah turun
drastis.
·
Pemajanan
lewat inhalasi, menyebabkan iritasi saluran pernafasan, batuk, rasa tercekik,
kemudian dapat terjadi edema paru, rasa sempit didada, tekanan darah rendah dan
nadi cepat.
·
Pemajanan
lewat kulit terasa sangat nyeri dan kulit terbakar.
11.
Karbonmonoksida
(CO)
Karbonmonoksida
adalah gas yang tidak berbau dan tidak berwarna, berasal dari hasil proses
pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung rantai karbon (C).
Pemajanan pada manusia lewat inhalasi.
Pemajanan pada manusia lewat inhalasi.
Dampak
pada kesehatan :
a. Keracunan akut
Terjadi setelah
terpajan karbonmonoksida berkadar tinggi. CO yang masuk kedalam tubuh dengan
cepat mengikat haemoglobine dalam darah membentuk karboksihaemoglobine (COHb),
sehingga haemoglobine tidak mempunyai kemampuan untuk mengikat oksigen yang
sangat diperlukan untuk proses kehidupan dari pada jaringan dalam tubuh. Hal
ini disebabkan karena CO mempunyai daya ikat terhadap haemoglobine 200 sampai
300 kali lebih besar dari pada oksigen, yang dapat mengakibatkan gangguan
fungsi otak atau hypoxia, susunan saraf, dan jantung, karena organ tersebut
kekurangan oksigen dan selanjutnya dapat mengakibatkan kematian.
b. Keracunan kronis
Terjadi
karena terpajan berulang-ulang oleh CO yang berkadar rendah atau sedang.
Keracunan kronis menimbulkan kelainan pada pembuluh darah, gangguan fungsi
ginjal, jantung, dan darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar