PROGRAM
GIZI KELUARGA
( KADARZI)
A.
Latar Belakang Perlunya Kadarzi
Pada tahun 2002, terdapat 27,3%
balita menderita gizi kurang, 8% diantaranya gizi buruk. Disamping gizi kurang,
sebanyak 50% balita mengalami kekurangan vitamin A, dan mempunyai risiko
terjadinya kebutaan, gangguan pertumbuhan dan penurunan daya tahan tubuh.
Masalah gizi lain adalah anemia gizi yang ditemukan pada sekitar 48,1% balita.
Beberapa penelitian menyimpulkan 54% kematian bayi dan balita dilatarbelakangi
faktor gizi (sumber : Depkes RI).
Memasuki usia sekolah lebih dari
sepertiga (36%) anak tergolong pendek, sebagai indikasi kekurangan gizi
menahun. Pada tahun 2003, 11% anak sekolah menderita GAKY. Disamping itu
diperkirakan 10 juta anak menderita anemia gizi besi.
Secara keseluruhan gangguan gizi
pada anak usia sekolah mempengaruhi prestasi belajar, yang sangat merugikan
generasi mendatang.
Pada usia remaja dan usia produktif,
anema gizi merupakan masalah yang paling sering ditemui. Sepertiga remaja putri
dan WUS serta sekitar 50% ibu hamil menderita anemia gizi. Selain itu kurang
energi kronis (KEK) juga ditemui pada sekitar 30 juta kelompok usia produktif.
Kurang gizi pada kelompok ini sangat berdampak pada penurunan daya tahan tubuh
dan produktivitas. Masa kehamilan sering disebut periode kritis terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan gizi pada masa ini akan menentukan
pertumbuhan dan perkembangan janin dan akan berdampak pada periode berikutnya.
Dimasa mendatang proporsi usia
lanjut akan semakin bertambah, seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup.
Tanpa disadari sekitar 5 juta lansia menderita gangguan anemia gizi.
Disamping masalah gizi kurang,
prevalensi gizi lebih meningkat dengan tajam, terutama di perkotaan. Gizi lebih
terkait dengan perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi. Gizi lebih merupakan
salah satu risiko timbulnya penyakit degeneratif.
Mencermati perkembangan masalah gizi
dan pengalaman didalam pelaksanaan program perbaikan gizi, diperlukan
pergeseran orientasi program perbaikan gizi, mengacu pada paradigma sehat.
Upaya perbaikan gizi
mempertimbangkan beberapa hal penting sebagai berikut :
·
Arah
perbaikan gizi lebih mengedepankan perubahan perilaku keluarga, untuk mencegah
dan menanggulangi
·
gizi
kurang dan gizi lebih.
·
Sasaran
perbaikan gizi diperluas mencakup seluruh kelompok siklus hidup, meliputi;
bayi, balita, usia
·
sekolah,
remaja dan usia produktif serta usia lanjut.
·
Pendekatan
yang lebih mengutamakan pemberdayaan keluarga, pemberdayaan masyarakat,
peningkatan
·
cakupan
dan kualitas pelayanan didukung kerjasama lintas sektor.
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI),
merupakan gambaran keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan
memecahkan masalah gizi anggota keluarganya.
B.
Pengertian Kadarzi
·
KELUARGA
SADAR GIZI adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali
dan mengatasi masalah gizi anggotanya
·
PERILAKU
GIZI SEIMBANG adalah pengetahuan, sikap dan praktek keluarga meliputi
mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat
·
MAKANAN
SEIMBANG adalah pilihan makanan keluarga yang mengandung semua zat gizi
yang diperlukan masing-masing anggota keluarga dalam jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan dan bebas dari pencemaran
C.
Sasaran Adalah Keluarga
·
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN dalam bidang pangan, gizi dan kesehatan dilaksanakan terutama di tingkat keluarga
·
SUMBER
DAYA dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga
·
MASALAH
GIZI yang terjadi di tingkat keluarga, erat kaitannya dengan perilaku keluarga,
tidak semata-mata disebabkan oleh kemiskinan dan ketidaktersediaan pangan.
·
KEBERSAMAAN
antar keluarga dapat memobilisasi masyarakat untuk memperbaiki keadaan gizi
dan kesehatan
D.
Beberapa Contoh Perilaku Sadar Gizi
·
Memantau
berat badan secara teratur
·
Makan
beraneka ragam
·
Hanya
mengkonsumsi garam beryodium
·
Memberikan
hanya ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan
·
Mendapatkan
dan memberikan suplementasi gizi bagi anggota keluarga yang membutuhkan
E.
Perlunya Memantau Berat Badan Secara
Teratur
·
Perubahan
berat badan menggambarkan perubahan konsumsi makanan atau gangguan kesehatan
·
Menimbang
dapat dilakukan oleh keluarga dimana saja
·
Keluarga
dapat mengenali masalah kesehatan dan gizi anggota keluarganya
·
Keluarga
mampu mengatasi masalahnya baik oleh sendiri atau dengan bantuan petugas
F.
Cara Memantau Berat Badan Anak
·
Anak
dapat ditimbang di rumah atau di posyandu atau di tempat lain sekurangnya 2
bulan sekali
·
Berat
badan anak dimasukkan ke dalam KMS
·
Bila
grafik berat badan pada KMS Naik (sesuai garis pertumbuhannya), berarti anak
sehat, bila tidak naik berarti ada penurunan konsumsi makanan atau gangguan
kesehatan dan perlu ditindaklanjuti oleh keluarga atau meminta bantuan
petugas kesehatan
G.
Cara Memantau Berat Badan Orang
Dewasa
·
Ditimbang
di rumah atau di tempat lain
·
Diukur
Tinggi dan Berat Badan
·
Dihitung
indeks Massa tubuh (IMT)
Cara Menghitung IMT adalah : Berat
Badan (Kg) dibagi Tinggi BadanxTinggi Badan (m) . Arti IMT:
< 0 =" Sangat">
17.0 - 18.4 = Kurus
18.5 - 25.0 = Normal
25.1 - 27.0 = Gemuk
> 27.0 = Obes
< 0 =" Sangat">
17.0 - 18.4 = Kurus
18.5 - 25.0 = Normal
25.1 - 27.0 = Gemuk
> 27.0 = Obes
H.
Perlunya Makan Beraneka Ragam
Tubuh
manusia memerlukan semua zat gizi (energi, lemak, protein, vitamin dan mineral)
sesuai kebutuhan.Tidak ada satu jenis bahan makanan pun yang lengkap kandungan
zat gizinya.
Mengkonsumsi
makanan beraneka ragam yang mengandung sumber energi, lemak, protein, vitamin
dan mineral untuk menjamin pemenuhan kebutuhan gizi. Apabila tersedia pilihlah
makanan yang telah diperkaya dengan zat gizi tertentu
I.
Perlunya Selalu Mengkonsumsi Garam
Beryodium
Zat yodium diperlukan tubuh setiap hari
Zat yodium diperlukan tubuh setiap hari
·
Gangguan
akibat kekurangan yodium (GAKY) menimbulkan penurunan kecerdasan, gangguan
pertumbuhan dan pembesaran kelenjar gondok
·
Kandungan
zat yodium dalam air dan tanah di beberapa daerah belum mencukupi kebutuhan
·
Perlunya
Ibu memberikan ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan
·
ASI
merupakan makanan bayi yang paling sempurna, bersih dan sehat
·
ASI
dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dengan normal sampai
berusia 6 bulan (ASI Eksklusif)
·
Praktis
karena lebih mudah diberikan setiap saat
·
Meningkatkan
kekebalan tubuh bayi
·
Menjalin
hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
J.
Cara Menyusui Secara Eksklusif
·
Mulai
memberikan ASI SEGERA setelah lahir
·
Jangan
diberikan makanan lain sampai bayi berumur 6 bula
·
Berikan
ASI melalui payudara kiri dan kanan BERGANTIAN setiap kali menyusui
·
Ibu
menyusui perlu minum dan makan lebih banyak dengan MENU SEIMBANG
K.
Perlunya
Suplementasi Zat Gizi
Kebutuhan
zat gizi pada kelompok bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui meningkat dan
seringkali tidak bisa dipenuhi dari makanan sehari-hari, terutama vitamin A
untuk balita, zat besi untuk ibu dan yodium untuk penduduk di daerah endemis
gondok
Suplementasi
zat gizi (tablet, kapsul atau bentuk lain) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
zat gizi tersebut
Apabila
kebutuhan zat-zat gizi tersebut dipenuhi dari pengkayaan makanan, maka
suplementasi zat gizi dapat dihentikan secara bertahap
L.
Cara
Menilai Apakah Suatu Keluarga Sudah SADAR GIZI
·
Status
gizi seluruh anggota keluarga khususnya ibu dan anak baik
·
Tidak
ada lagi bayi berat lahir rendah pada keluarga
·
Semua
anggota keluarga mengkonsumsi garam beryodium
·
Semua
ibu memberikan hanya ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan
·
Semua
balita dalam keluarga yang ditimbang naik berat badannya sesuai umur
·
Tidak
ada masalah gizi lebih dalam keluarga
M.
Menuju KADARZI
Perilaku
keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, serta faktor-faktor lain
seperti lingkungan, sosial ekonomi, dan ketersediaan sumber daya.
1.
Di
tingkat keluarga :
·
Keluarga
mencari informasi gizi yang tersedia secara terus menerus
·
Tukar
pengalaman antar keluarga serta pendampingan oleh tokoh masyarakat dan petugas
·
Memanfaatkan
fasilitas rujukan kompeten secara berjenjang yang terjangkau (posyandu,
puskesmas dan rumah sakit)
2.
Di
Tingkat Masyarakat:
·
Terbentuknya
kelompok masyarakat yang mendukung upaya menuju KADARZI (LSM; organisasi
keagamaan; organisasi kepemudaan; PKK; kelompok budaya, organisasi profesi;
organisasi wanita; pengusaha)
·
Setiap
kelompok akses terhadap informasi gizi dan informasi sistem pelayanan gizi
·
Sekurangnya
terdapat kader di masing-masing kelompok
·
Setiap
kelompok aktif menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan sumber daya
kesehatan dan gizi
3.
Di
tingkat Pemerintah (Pusat,propinsi dan Kab/Kota)
·
Setiap
sektor akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan dan gizi, Setiap sektor mempertimbangkan aspek
kesehatan dan gizi dalam merumuskan kebijakan sector
·
Setiap
sektor menyediakan sumber daya untuk perbaikan kesehatan dan gizi masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar